Wednesday, May 7, 2014

laporan keuangan berpotensi menyesatkan selama periode perubahan harga

Selama periode inflasi, nilai aktiva yang dicatat sebesar biaya akuisisi awalnya jarang mencerminkan nilai terkininya (yang lebih tinggi). Nilai aktiva yang lebih rendah menghasilkan beban yang dinilai lebih rendah dan laba dinilai lebih tinggi
Ketidak akuratan pengukuran ini
mendistorsi :
1. proyeksi keuangan yang didasarkan pada data seri waktu historis 
2. anggaran yang menjadi dasar pengukuran kinerja 
3. data kinerja yang tidak dapat mengisolasi pengaruh inflasi yang tidak dapat dikendalikan 
Laba yang dinilai lebih pada gilirannya akan menyebabkan :
 Kenaikan dalam proporsi pajak 
 Permintaan dividen lebih banyak dari pemegang saham
 Permintaan gaji dan upah yang lebih tinggi dari para pekerja
 Tindakan yang merugikan dari negara tuan rumah (seperti pengenaan pajak keuntungan yang sangat besar).
A. Pengaruh Inflasi pada Perusahaan
Inflasi mempengaruhi posisi keuangan dan kinerja suatu perusahaan, misalnya manajer dapat mengambil keputusan operasional yang tidak efisien jika ia tidak memahami pegaruh inflasi. Dalam kaitan dengan posisi keuangan, asset keuangan akan berkurang nilainya selama inflasi karena berkurangnya daya beli. Oleh karena itu, diperkenalkan alternatif sistem akuntansi inflasi, yaitu general purchasing power accounting dan current value accounting


sumber : 
http://mbahzaque.blogspot.com/2011/05/laporan-keuangan-dapat-memiliki-potensi.html
https://www.google.com/search?q=metode+translasi+mata+uang+asing&oq=metode+translasi+mata+uang+asing&aqs=chrome..69i57j0l2j69i60j0l2.8328j0j7&sourceid=chrome&es_sm=93&ie=UTF-8#q=laporan+keuangan+memiliki+potensi+untuk+menyesatkan+selama+periode+perubahan+harga

No comments:

Post a Comment